Guru Melek Film: When Education and Film Meets For Teachers

Dead Poets Society (1989) - IMDb
Sumber: IMDb.com

 "Movies touch our hearts and awaken our vision, and change the way we see things. They take us to other places, they open doors and minds. Movies are the memories of our lifetime, we need to keep them alive."

- Martin Scorsese

Itulah ucapan tentang film seorang sutradara yang sudah bekerja selama puluhan tahun. Pada umumnya, film terinspirasi dari kisah nyata atau kisah yang terjadi di sekitar hidup kita. Banyak para filmmaker yang menggunakan kisah personal hidupnya sebagai inspirasi dalam bercerita pada film.

Kehidupan merupakan mata pelajaran seumur hidup. Banyak penonton yang mempelajari untuk dirinya dan skill kehidupan dari film. Bahkan, film sudah dijadikan bahan untuk bahan pembelajaran sekolah. 

Masih ingatkah dengan film Dead Poets Society (1989)? Terdapat scene dimana Pak Guru John Keating (Robin Williams) menggunakan film untuk alat untuk mengajar murid-muridnya. Ia menayangkan klip silent film untuk melatih dalam berpuisi dan berekpresi ke seluruh muridnya. Padahal, ajaran dalam Akademi Welton terlalu konvensional, sehingga para murid terlalu kaku.

Itulah menjadi alasan Managing Director Sinedu.id, Anggun Piputri menyelenggarakan Guru Melek Film. Mungkin kalian tidak familiar dengan Sinedu.id, apalagi dengan Guru Melek Film. Penasaran?

Film as Media Learning for Education

Sinedu.id merupakan platform digital untuk instansi pendidikan dimana film digunakan sebagai media belajar untuk siswa, guru, dan bahkan orang tua. Sinedu.id menyediakan film yang sudah dikurasi dan modul pembelajaran pendamping untuk membantu proses pembelajaran, baik film pendek maupun panjang.

Platform ini bertujuan untuk meningkatkan literasi media, berpikir kritis, dan keterlibatan secara mendalam pada film, tidak hanya menikmati tetapi digunakan sebagai ilmu pengetahuan. Platform tersebut sangat mudah digunakan untuk para siswa, guru, dan orang tua karena dapat diakses untuk umum, gratis, dan mudah dipakai secara digital.

Sinedu.id jadi peran penting untuk pendidikan. Saat ini, generasi muda gemar menonton media digital khususnya film daripada literasi baca buku. Anggun dan tim memanfaatkan fenomena tersebut untuk kegiatan edukatif. Mereka menggunakan film, modul, dan forum diskusi tersebut untuk menawarkan alternatif pembelajaran yang kontekstual dan menghibur.


Guru Melek Film, Platform For Teachers

Guru Melek Film adalah sebuah program workshop yang dibuat oleh Sinedu.id yang berfokus pada pemberdayaan guru untuk menggerakan literasi film di setiap daerah di Indonesia. Anggun menggunakan workshop ini sebagai peningkatan kompetensi dan pengalaman mengajar guru dengan memanfaatkan film sebagai media belajar alternatif dalam kelas. 

Ada beberapa nilai dalam workshop ini yang Anggun menyoroti, yaitu Kritis, Apresiatif, dan Kreatif.

  1. Kritis

Dengan Guru Melek Film, para guru mampu menonton film sembari berpikir kritis. Contohnya, mereka menonton film dengan mengambil pesan moral, produksi/ mise en scene atau bahkan sudut pandang yang berbeda untuk dijadikan bahan diskusi dan edukasi.

  1. Apresiatif

Apreasi film itu sangat penting, apalagi para guru yang menyambut film-film tersebut. Dengan Guru Melek Film, mereka mampu apresiasi film sesuai dengan gaya pembelajaran dan norma-norma yang berlaku, sekaligus mampu menyediakan ruang untuk apresiasi karya para sineas untuk siswa dengan benar. 

  1. Kreatif

Kreativitas adalah hal penting dalam media film. Dengan Guru Melek Film, para guru mampu menciptakan sebuah materi pembelajaran yang menarik dan edukatif untuk muridnya dan menjadi penggerak literasi film dalam lingkungan edukasi dimana mereka ajarkan.

Dengan hadirnya Guru Melek Film, Anggun berharap agar para guru dapat memberikan edukasi menarik untuk para siswanya dengan perspektif sineas. Metode menarik ini bisa menjadi jembatan loncatan untuk sistem pendidikan di Indonesia, sama seperti John Keating.


The Flaws and Solutions

Anggun dan para anggota Sinedu.id juga tidak lepas dari tantangan yang ada. Penayangan film secara umum ini pastinya tidak akan pernah lepas dengan hak cipta dan lisensi. Keterbatasan lokasi, biaya, dan akses menjadi tantangan terbesar bagi Anggun.

Walaupun film adalah tempat untuk berekspresi, film tetap menjadi bisnis dalam ekosistemnya. Platform ini juga terlahir dari keserahan para sineas dan penikmat film itu sendiri. 

Film itu sendiri adalah media edukasi yang efektif. Anggun dan para anggota Sinedu.id melihat film itu sebagai pengajar yang ideal bagi penikmat film dan sineas secara langsung. Dengan hadirnya Sinedu.id, penikmat film dan pembuat film bisa berkolaborasi dan dan belajar bersama.

Sinedu.id itu sendiri menjadi pengalaman baru untuk para pembuat film. Mereka bisa belajar sudut pandang baru, apalagi dari perspektif para pelaku pendidikan. Sebagai filmmaker yang baik mampu melihat dunia yang luas, tidak hanya dari pengalaman pribadinya saja atau beropini pada suatu fenomena yang terjadi disekitarnya.

Sinedu.id juga berharap dengan kehadiran Guru Melek Film ini berdampak baik pada masyarakat Indonesia dan ekosistem film lokal. Kehadiran Sinedu.id itu sendiri mendorong para sineas untuk jelajahi genre keluar dari zona nyaman mereka, apalagi saat ini sub-genre keluarga belum sepopuler horror, drama, dan romance.

Berkat tekadnya dalam apreasi film dan pendidikan, Anggun meraih Apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia Awards atau yang disebut SATU Awards dalam bidang Teknologi pada tahun 2023.

Apreasi film dalam bidang pendidikan tidak hanya berhenti di Anggun dan Sinedu.id saja, tetapi bisa saja guru yang sedang menonton santai di Netflix, bahkan generasi muda yang bercita-cita ingin menjadi sutradara atau penulis.

Untuk mempelajari literasi film atau bergabung dalam Guru Melek Film, kalian bisa kunjungi website sinedu.id atau Instagram @sinedu.id. Siap menjadi penerus John Keating?


“We don't read and write poetry because it's cute. We read and write poetry because we are members of the human race. And the human race is filled with passion.”

- Robin Williams, Dead Poets Society (1989)

Comments

Popular Posts