Spiral: From the Book of Saw
![]() |
Sumber: https://www.imdb.com/title/tt10342730/ |
*DISCLAIMER: THIS REVIEW CONTAINS MAJOR SPOILER*
Pernahkah kalian mendengar soal copycat? Jika diartikan copycat adalah perilaku seseorang yang mengikuti persis dengan orang lain. Hal ini terjadi pada film horor yang disutradarai oleh Darren Lynn Bousman, dibintangi oleh Chris Rock, Samuel L. Jackson, dan Max Minghella.
Film ini mengisahkan seorang detektif senior yang memecahkan sebuah kasus pembunuhan yang terinspirasi dari Kasus John “Jigsaw” Kramer. Film ini dimulai dengan seorang polisi yang dihukum oleh seseorang dengan topeng babi. Polisi tersebut dihukum dengan lidah digantung dan badan di atas rel kereta api.
Detektif Zeke Banks (Chris Rock) menerima kasus tersebut bersama seorang magang, Detektif William Shenck (Max Minghella) setelah diselidiki, korban tersebut bernama Boz (Dan Petronijevic), seorang dektektif rekan Zeke. Beberapa hari setelah Boz meninggal, satu persatu rekan Zeke “diambil alih” oleh Copycat Jigsaw.
Suatu ketika, sang pembunuh menculik seorang polisi pensiun, Marcus Banks (Samuel L. Jackson) yang ternyata ayah Zeke. Zeke mencoba menolong nyawa Marcus dan menemukan rekannya sendiri, William yang mengatur seluruh “hukuman” polisi-polisi tersebut.
Film ini mampu membuat tensi torture porn horror yang menegangkan sekaligus menjijikan seperti film sebelumnya, namun film ini kurang matang dalam mengembalikan estetika film franchise tersebut. Mengapa demikian? Terutama pada storyline. Film ini terlihat “lebih cepat” daripada film sebelumnya.
Walaupun film ini mengangkat kisah yang terjadi pada 12 tahun yang lalu, namun eksekusi dalam editing lebih cepat sehingga informasi yang diberikan kurang pada penonton. Dalam sinematografi, film ini berbeda dengan franchise sebelumnya. Untuk pertama kalinya, film ini menggunakan Dutch Angle, dimana film horor saat ini sangat jarang menggunakan angle tersebut.
Color theme pada film ini juga berbeda dari film franchise-nya, di mana film-film sebelumnya menggunakan warna kuning dan hijau sebagai tanda hukuman terjadi, namun di film ini sebaliknya, dimana warna-warna tersebut diidentifikasi sebagai korban yang ditemukan.
Film ini juga menarik dalam musik ilustrasinya, seperti membuat remix theme song Saw dengan sedikit hip-hop dan rap. Mungkin sebelumnya film ini akan tayang di 2020, film ini bisa menjadi salah satu dari beberapa film yang membawa isu Black Lives Matter di mana aktor berkulit gelap menajdi tokoh utama.
![]() |
Sumber: https://klasika.kompas.id/baca/spiral-book-of-saw-pembunuhan-sadis/ |
Film Saw: From The Book of Saw menjadi pembelajaran bagi filmmaker horor yang ingin membuat remake film franchise sebelumnya. Film ini menjadi film yang menarik untuk ditonton jika ingin menonton stereotype film horor, tapi jika ingin menonton film karena mengenang masa lalu berjayanya film Saw, harus mengurangi banyak ekspetasi.
Rating: 1.5/5
Comments
Post a Comment