Half 2025 Watch Diary Recap
Damn, it’s been a while since I stopped writing this blog about 5 or 6 months ago. It feels like a blank white paper about to splashed with paint. Apakah saya masih berhenti menonton film? Tentu saja tidak. Mungkin tidak sesering saat awal tahun, tapi antusiasme dalam film masih terang dalam lubuk hati.
Mungkin anda bertanya, mengapa saya sempat berhenti menulis film? Saya punya kesibukan lain yang membuat saya harus berhenti untuk sementara waktu (lebih tepatnya work from office). Untuk menjadi penulis juga harus pintar dalam mengelola waktu, mungkin itu menjadi tugas utama saya seumur hidup. Berhubungan dengan pekerjaan saya saat ini, saya juga perlu latihan copywriting lebih banyak (I kinda miss my scriptwriting era).
Sudah saya sebutkan dalam blog sebelumnya, tahun ini merupakan tahun penuh dengan ide cerita baru dan apresiasi yang banyak dari masyarakat lokal. Kabar baiknya, ucapan saya terkabul. Ada film animasi lokal yang dikemas dengan sangat personal sehingga mampu mengalahkan film horror terlaris sepanjang masa, hingga saat ini saya menulis sudah 10 juta penonton yang terharu menonton film tersebut.
Tak disangka juga, banyak film yang terlihat political, namun dikemas dengan rapi. Sangat disayangkan, banyak berita yang terjadi dalam perfilman Indonesia. Mulai dari kontroversi pelantikan Direktur Utama PFN, film superhero yang mencubit perang internasional, bahkan kondisi ekonomi saat ini yang menyebabkan produksi film makin mahal. Saya berharap seluruh pembuat film, dari kru film hingga film enthusiast dalam kondisi baik-baik saja.
Selain itu, ada beberapa film yang saya sudah duga akan buruk. Mulainya dari seorang aktor dan reputasi buruknya hingga eksekusi film yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Saya juga paham kalo film tidak selalu sempurna, tapi film yang lebih personal dan memiliki pesan moral nyaring yang membuat film itu kuat. Berikut beberapa film yang saya kasih dua jempol hingga muka mengkerut.
From Best To Worst Films of 2025 (so far):
Sore: Istri Dari Masa Depan
Conclave
I’m Still Here
1 Kakak 7 Ponakan
No Other Land
Sorry, Baby
How To Train Your Dragon (2025)
Bring Her Back
The Life of Chuck
Superman
The Monkey
Sinners
Warfare
Lilo & Stitch
Pabrik Gula
Snow White
Dan masih banyak lagi…
Menulis blog ini kembali mengingatkanku pentingnya konsistensi dalam berbagi, bukan hanya untuk mendokumentasikan pemikiran, tapi juga untuk ikut merawat diskusi seputar dunia film yang terus berkembang. Meski belum rutin dalam menulis, saya berharap kedepannya bisa lebih tekun dan rajin menulis, sedikit demi sedikit.
Industri film, baik di Indonesia maupun dunia, terus bergerak maju meski tak lepas dari tantangan. Dari regulasi yang membingungkan hingga isu-isu yang membayangi kreativitas, kita semua berharap agar ekosistem ini tetap diberi ruang untuk bertumbuh dan menghasilkan karya yang bermakna.
Kalau kamu punya pendapat, kritik, atau rekomendasi film yang ingin kamu bahas bersama, silakan tinggalkan komentar di bawah. Saya sangat terbuka untuk diskusi. Jangan lupa juga klik tombol Follow blog ini agar kamu nggak ketinggalan tulisan-tulisan berikutnya.
Terima kasih sudah membaca, semoga kita bisa terus jadi bagian dari percakapan yang membangun tentang film dan segala yang mengelilinginya. Have a great movie marathon with your salty buttered popcorn and freshly soda.
Love,
Kiffa Adams
Hi Kifa. Izin buat ikutan comment yah.
ReplyDeleteGw pribadi sepakat, kalo film Sore: Istri Dari Masa Depan masih jadi yang terbaik di tahun ini. Alur ceritanya, sinematografinya, dan somehow pemilihan soundtrack yang dipake sama Koh Yandi di film tersebut dapat dibilang menjadi satu harmoni yang pas. Aside that, gw jg sepakat kalo film Pabrik Gula beneran kurang deliver rasanya.
But anyway, big fan of your blog! Keep up the good works Kiffa. Semoga semakin sering nulis lagi. :D